Kamis, 24 November 2011

HYPER BIKES 2

Honda LS 125 R

Jangan remehkan bentuknya yang mungil, jangan anggap enteng mesinnya yang jadul. Kalau anda sejatinya penggemar motor 2 stroke, pasti tahu ‘gokil‘nya power dari mesin berteknologi sederhana tersebut. Begitu juga dengan Honda LS 125 ini, walaupun berdimensi tidak terlalu besar, berkubikasi cuman seiprit, tapi tenaga gokilnya jangan dianggap enteng  .
Rumor yang menyebutkan, bahwa LS 125 dulu tercipta menggunakan teknologi hebat dari sang kakak seperguruan yakni Honda NSR 125, jadi sudah sewajarnyalah jika konsumen pecinta kecepatan merasa pede berpacu melawan angin dengan motor ini. Walaupun juga banyak yang menganggap bahwa LS 125 merupakan spek down dari NSR 125, toh marketnya juga tetap laris manis tanjung kimpul, bukan hanya didalam negeri sendiri yakni Thailand, tapi juga telah merambah kebeberapa kawasan Asean termasuk Indonesia yang juga sempat masuk via importir umum. Sukses dipasar Asean, motor ini juga mencoba peruntungan kemarket beberapa negara di Eropa, Afrika, serta Amerika Latin.

Honda LS 125 (half fairing) dan LS 125 R (full fairing) gen. 1

Sejak pertama kali kemunculannya ditahun 1995 akhir, motor ini memang mengundang euforia massa dipasar domestik negeri Gajah Putih. Yang walaupun hanya dianggap spek downnya NSR 125, tetapi LS 125 tetaplah motor 2 stroke yang begitu menggoda untuk dikendarai.

Dengan dibekali mesin berkubikasi 125cc single silinder berpendingin cair, reed valve, mempunyai bore x stroke 55 x 52mm, LS125 bisa dikategorikan sebagai motor berteknologi sederhana. Tapi jangan salah dengan kesederhanaannya tersebut, motor 2 tak tetaplah 2 tak yang pasti menyimpan sifat liar tersembunyi untuk bisa dimuntahkan jika si rider siap dengan throtle untuk dibetot. Bukti keliaran dari motor ini dapat dilihat dari horse power yang dimiliki yakni 24 pada 9.000rpm, serta kompresi yang lumayan rapat yakni 7:1. Yeah!…walaupun dengan kompresi segitu masih aman untuk menenggak premium, tapi jelas perangkat pengkabutan Keihin PE24 akan terasa mubajir dalam mengoptimalkan campuran bahan bakar keruang bakar. Gejala ngelitik, serta power tidak tersalur sempurna walaupun percepatan sudah menyentuh gigi 6, merupakan jawaban pasti dari pemakaian bahan bakar bertimbal.

Honda LS 125 R gen. 2

Membicarakan design dari motor ini, tidak lengkap jika tidak memberikan sanjungan dengan model body slimnya. Hanya terpaut sedikit lebih gambot serta kekar padat berisi dari sicungkring Yamaha Touch 125, saya rasa motor ini memang cocok ditujukan buat biker beginning atau rider berpostur badan rata-rata orang Asia. Design serta ergonomi riding agak racy (baca tidak terlalu menunduk), tidak salah jika Honda LS 125 merupakan kendaraan komuter yang nyaman dipakai sehari-hari. Ditunjang bobot keseluruhan motor hanya berkisar 96.7kg, lengkap sudah jika power to weight ratio yang diberikan akan sebanding dengan performa mesin kecil-kecil cabe rawitnya.

Honda New LS 125 R D gen. 3

Terakhir mengenai kaki-kaki. Sangat haram bagi motor yang telah almarhum sejak tahun 2005 ini, untuk tidak mengadopsi rear disk brake, ya iyalah mana ada motor sport yang ciamik tidak mengaplikasikan rem cakram belakang  . Dengan ditopang sikaret bundar berukuran 17″-70/90 dibagian depan yang juga telah dibekali penghenti laju disk brake, serta ban berukuran 17″-80/90 pada bagian buritan nampak serasi berpadu padan dengan keseluruhan body motor. Lantas guna meminimalisir guncangan dijalan sewaktu disemplak, shockbreker teleskopik dibagian depan, dan monoshock dibagian belakang, telah tertanam sempurna untuk kenyaman berkendara si pengguna.

sumber :
http://dwinugros.wordpress.com

Selasa, 22 November 2011

Hyper BiKes



HONDA NOVA DASH Series

Honda New Nova Dash 125




Terlahir setelah melalui masa transisi dari varian Dash ke New Dash ditahun 1998, perubahan design body menuju ketatanan lebih sporty adalah tajuk utama pada motor sport keluaran AP Honda Thai ini. Walaupun masih mengadop spek mesin dari sang pendahulu yaitu Nova Dash 125cc, saya rasa soal performa motor ini tidak usah diragukan lagi kedigjayaannya dikancah motor cub 2 stroke bermesin hyper. Ya! soal power motor ini memang terbaik dikelasnya, tidak berlebihan bukan jika saya mengatakan demikian?.



125cc 2 tak mesin tegak layaknya motor batangan, berpendingin cair, berkarburator Keihin PE24, 6 speed, berkompresi padat 7.0:1, serta memiliki model rangka deltabox layaknya motor sport tulen yang mampu menggendong keliaran daya dari ganasnya output power mesin, adalah gambaran sempurna untuk bebek yang memiliki cita rasa premium serta high technology. Belum lagi daya kuda yang dimuntahkan juga relatif besar yakni 22ps pada 9.000rpm, lengkap sudah pembuktian diatas kertas bahwa New Nova Dash merupakan perpaduan apik antara maskulinitas serta speed freak yang terkandung didalam auranya.



Berbicara soal design body, sudah cukup jelas bahwa roh sporty yang terkandung dari varian sport batangan Honda NSR 150 SP telah menurun kemotor bebek eksotis yang pernah tercipta kemuka bumi ini. Tengoklah model tail serta head lampnya, bukankah itu model NSR 150 SP yang dieja wantahkan kebentuk tiny bukan? Lekukan-lekukan dinamis yang ada pada sepanjang body belakang hingga center bone, sudah cukup untuk menilai bahwa dimensi yang proporsional sebagai bebek sporty layak disandangkan pada New Nova Dash. Dan untuk penguat image tersebut, corak grafis striping yang ada disekujur tubuh motor layak dinobatkan sebagai design tercantik pada bidangnya.



Last sebagai penutup. Motor yang diawal tahun 2000′an lampau pernah juga wara-wiri dijalanan negeri ini yang masuk via importir umum, tercatat pernah menghiasi hati para penikmatnya guna menunggangi dengan penuh kebanggaan. Yeah! 2 tak tetaplah 2 tak, apalagi dengan purwa rupa yang sedemikian memikat, maka tak jarang walaupun keberadaannya bagaikan berlian yang terselip diantara gundukan pasir, Honda New Nova Dash 125 merupakan barang incaran para kolektor item motor eksotis.




dwinugros.wordpress.com

Minggu, 20 November 2011

Perbedaan DOHC VS SOHC

DOHC adalah singkatan dari Double Overhead Camshaft (sebagai alternatif terhadap tipe mesin SOHC). Layout mesin ini menggunakan dua kem (noken as) pada blok mesin atas. Ini juga berarti bahwa pada mesin DOHC V terdapat 4 camshafts karena terdapat dua blok atas mesin yang mempermudah pabrikan menerapkan 4 klep per silinder. Kebanyakan DOHC juga mendatangkan kitiran mesin (RPM) yang lebih tinggi.
Letak klep yang lebih baik mengoptimalkan setup yang memaksimalkan pula performa mesin. Namun kekurangannya, berat akan bertambah, lebih mahal, dan lebih rumit. Pun lebih banyak parts untuk memutar dua kem.


DOHC ENGINE


Alasan utama menggunakan DOHC guna menambah lebih banyak klep pada setiap silinder. (Namun) jika SOHC memungkinkan penggunaan 4 valves per silinder (seperti pada MX atau Thundy 250), maka DOHC bukan lagi segalanya. Apalagi dengan bobotnya yang lebih berat.

Singkatnya, SOHC 16 valve memiliki torsi lebih baik pada putaran rendah karena lebih ringan (memutar mesin) dan sebaliknya DOHC menghasilkan torsi lebih rendah karena lebih berat. Namun pada pada kecepatan tinggi, torsi mesin DOHC 16 valve akan lebih baik. Itulah untung-ruginya. Bila jumlah klepnya sama, SOHC memiliki low-end torque lebih baik sementara DOHC memiliki top-end power lebih tinggi.
Keuntungan lain, DOHC lebih mudah menerapkan tenologi variable valve timing (VVT) dan lebih gampang ditune-up. Jika anda bermaksud menggunakan kem yang berprofil racing pada DOHC, profil lobe dapat lebih dioptimalkan karena lebih mudah mengutak-atiknya dalam keadaan terpisah.
Mengapa perlu lebih banyak klep? Mengapa anda tidak membuat masing-masing satu klep isap dan buang saja? Tentu tidak. Klep yang lebih besar akan lebih berat dan akan sangat sulit mengontrolnya pada putaran mesin yang tinggi. Per klep harus lebih kaku yang berarti pula dibutuhkan energi ekstra untuk menahan tekanan (gerak) klep. Percuma saja, bukan!
Juga pada kitiran mesin rendah, maka kecepatan isap klep besar menjadi lebih rendah. Sederhananya begini: daya tekanan pada lubang yang besar pasti lebih kecil dari pada lubang yang lebih kecil. Karena kecepatan isap menurun, torsi rendah dan gerakan mesin juga melemah.

SOHC ENGINE


Sekalipun dua klep yang lebih kecil akan seberat 1 klep besar, dan dengan tambahan pelatuk klep (rocker arm) dan per yang berarti sedikit lebih berat, namun semua itu tidak ada artinya dibanding menurunnya beban yang harus ditanggung pada proses buka-tutup klep. Jadi, lebih banyak klep per silinder lebih menguntungkan?
Mari bandingkan Nissan VG30E versus a VG30DE. Keduanya 3.000cc dengan electronic fuel injection, namun yang satu SOHC 2 klep dan yang terakhir DOHC 4 klep per silinder. Perhatikan diagram-diagram di bawah ini. Lihatlah RPM-nya sama saja pada putaran rendah, namun 2 klep per silinder telah mencapai puncaknya dan harus ganti gigi, sementara twincam 4 klep per silinder terus menambah tenaga pada puncak powerband-nya. Powerband (sebaran tenaga)-nya juga lebih lama. Tapi ingat, grafik ini untuk menentukan beda 2-valve dan 4-valves, bukan untuk membandingkan SOHC vs DOHC.
Kesimpulannya, SOHC memiliki torsi putaran bawah lebih baik, sementara DOHC sebaliknya (tenaga puncak dan lama waktu sebaran tenaga maksimal). 4 klep per silinder lebih baik dari 2 klep per silinder, entah 4 klep itu dipanceng pada SOHC ataukah DOHC. 


Sumber : http://www.matabumi.com